Selamat siang teman-teman, pada kesempatan kali ini saya ingin menulis tentang "Teknik Pengambilan Gambar Untuk Videografi Dan Fotografi". Yups, pada saat kita ingin mengambil footage atau memotret objek, sering kali kita lupa bagaimana caranya agar menemukan posisi atau sudut yang bagus untuk pengambilan footage-nya.
Àda beberapa teknik pengambilan footage dalam fotografi, diantaranya adalah Extreme Long Shot, Long Shot, Medium Long Shot, Close Up, Big Close Up, Extreme Close Up. Jika di convert ke vocal range mungkin akan dapat seperti 24mm, 35mm, 50mm, 80mm.
1. Extreme Long Shot.
 |
| teknik extreme long shot |
Teknik ini biasanya dipakai untuk wedding, teknik lain yang dipakai dalam seperti long shot & medium shot. Lensa yang dipakai biasanya adalah lensa dengan focal range 24mm.
2. Long Shot.
 |
| teknik long shoot |
Teknik ini dipakai untuk memotret objek dengan melihat ekspresi dan kegiatan yang sedang dilakukan, tanpa memotong view pada bagian tubuh (full body). Shoot seperti ini mungkin menggunakan lensa dengan vocal range 35mm.
3. Medium Long Shoot.
 |
| teknik medium long shoot |
Teknik ini adalah teknik medium long shoot, menggambarkan situasi sekitar dari objek yang kita rekam. Teknik ini merekam anggota tubuh dari paha sampai kepala.
4. Medium Shoot.
 |
| teknik medium shoot |
Medium shoot ini adalah teknik yang sering dipakai, pengambilan gambarnya adalah setengah badan dari objek yakni pinggang sampai kepala. Teknik ini akan menonjolkan bahasa tubuh dan ekspresi dari objek.
5. Close Up
 |
| teknik close up |
Pada medium shoot menonjolkan gesture dan mimik wajah, sedangkan pada close up ini hanya fokus ke ekspresi wajah saja.
6. Big Close Up
 |
| teknik big close up |
Big close up ini merupakan lanjutan dari Close Up, jadi untuk lebih dalam menonjolkan ekspresi dari subjek. Lebih dalam lagi adalah teknik Extreme close up.
7. Extreme Close Up
 |
| teknik extreme close up |
Point 1-7 ini sebenarnya adalah teknik pengambilan video yang sudah teratur atau bisa kita pakai dalam melakukan shooting. Hanya saja kita perlu memasukan unsur story telling ke dalamnya agar menjadi sebuah video sinematik.